Thursday, October 20, 2005

POLITIK CINA DI MALAYSIA

Malaysia merupakan sebuah Negara Asia Tenggara yang terletak di kedua tanah daratan Asia. Penduduk Malaysia terdiri dari beberapa ras dan kultur. Melayu merupakan etnik group yang paling besar, di ikuti oleh etnik Cina dan India, ada juga yang dari Fakistan, Sri Lanka dan Bangladesh. Secara general aktifitas pemerintahan banyak di kuasai oleh orang Melayu, sementara sektor ekonomi didominasi etnik Cina.
Pertama kali Cina menginjakkan kaki di Malaysia pada awal abad ke14, Mereka tertarik pada potensi ekonomi Negara Malaysia. Namun mereka mulai membanjiri Malaysia setelah tahun 1820-an. Cina datang ke Malaysia sebagai pedagang, penjaga toko, dan buruh. Mereka bekerja menambang timah dan membuka tanaman lada, karet, gambit dan gula. Sebagian besar etnik cina yang datang ke Malaysia bertempat tinggal di daerah urban dan semi urban antara lain Selangor, Perak, Penang, sementara orang Melayu bertempat di daerah pedesaan.
Mulai dari pertengahan abad ke 19 ketika skala imigrasi meningkat ke Malaysia China tidak hanya aktif dalam memainkan peranan penting dalam sektor ekonomi saja, akan tetapi Cina juga memainkan peranan penting dalam transformasi politik Malaysia, baik pra-penjajahan maupun pada masa penjajahan. Berpartisipasinya Cina dalam politik Malaysia ketika itu di dorong oleh beberapa factor, antara lain: instabilitasi politik pada abad 19 meluas ke seluruh penjuru daerah semenanjung Malaysia dan kehadiran penjajah-Enggris yang memberikan toleransi kepada imigran cina untuk berpartisipasi dalam public life.
Pemerintahan Britis tidak menghendaki Cina berpartisipasi dalam aktifitas politik Malaysia, kecuali mereka loyal dan mensupport seluruh tindak tanduk kerajaan inggris. Ketika Jepang menyerang Malaya hingga mendekati Singapure pada ahir tahun 1941, pemerintahan Inggris membujuk dan meminta pertolongan komunitas Cina dalam menentang pendudukan Jepang di beberapa daerah kekuasaan Inggris. Dukungan Cina terhadap Britis berimplikasi terhadap kedudukan Cina di Malaysia, dimana Jepang mengasingkan etnik Cina dalam beraktifitas serta penyiksaan yang amat kejam terhadap mereka yang anti Jepang. Pada periode ini Cina mengalami penderitaan yang sangat besar. Kondisi tersebut tidak dapat memadamkan komunitas Cina dalam menentang kekejaman dan invasi Jepang. Comunitas Cina (MCP) bergabung dengan rakyat melayu anti Jepang (MPAJA) dalam menumpas habis gerakan dan kekejaman Jepang, dengan perjuangan gerilya mereka dapat menumpas (membelasah) pendudukan Jepang.
Pada pertengahan abad 19, scala besar masuknya Cina ke negeri Malaysia yang kaya akan timah yaitu Perak dan Selangor telah memperburuk kondisi political instability di sana. Buruh tambang cina memperebutkan tanah pertambangan.
Cina bukan merupakan ethnic yang dominan, namun peranan dan pengaruh yang kuat dalam sendi kehidupan politik dan kultur Malaysia sangat signifikan. Jumlah etnik cina Malaysia + 30 persen dari jumlah penduduk Malaysia, artinya cina Malaysia merupakan bagian etnik cina terbesar di luar daratan cina. Lebih-lebih partai-partai politik yang didirikan oleh etnik cina memiliki peranan penting dalam proses politik Malaysia. Mereka dapat menggabungkan beberapa partai yang ada dalam etnik Cina. Pemuda radikal cina mendukung pemimpin komunis memberontak melawan pejajahan Inggris pada tahun 1948 dimana pada waktu itu conservative cina bergabung dengan nasionalis melayu bernigosiasi dengan Britis untuk merubah undang-undang yang tidak memihak pada rakyat Malaysia dan Cina.
Pada tahun 1949 etnik Cina mendirikan organisasi etnik cina Malaysia (MCA) yang bertujuan untuk melindungi keselamatan dan kepentingan mereka di semenanjung Malaysia, pertama kali telah dipimpin oleh bisnesmen cina yang telah belajar di Inggris. Dengan cepat MCA menjadi sebuah partai etnik cina dan bergabung dengan UMNO untuk mendirikan aliansi politik yang kemudian diberi nama Barisan Nasional (BN).
MCA menggambarkan dirinya sebagai suara komunitas cina dalam pemerintahan. Tidak seperti DAP (Democratic Action Party) dan partai-partai oposisi lain, yang berasumsi bahwa kepentingan cina dapat kekal apabila mereka menutup pintu kerjasama dengan pemimpin UMNO. Namun pemimpin MCA selalu tidak menghiraukan konfrontasi pendirian dan terus menjalankan kebijakan-kebijakan pemerintah dengan kemurahan hati orang-orang melayu. Anggota-anggota asosiasi pendidikan cina dan kebudayaan cina melihat bahwa MCA merupakan sebuah channel yang dapat membawa aspirasi mereka pad pemerintah.
Pada tahun 1960-an MCA merupakan salah satu representative dari komunitas cina dalam pemerintahan, dan pemimpin-pemimpin-nya memegang pos-pos penting dalam cabinet, hususnya yang berkonsentrasi dengan kebijakan ekonomi, seperti, menteri keuangan dan industri. Sementara top leaders memperoleh hubungan personal yang sangat istimewa dengan Perdana Mentri Tunku Abdul Rahman. Namun pada tahun 1969 aliansi Cina dan UMNO mengalami dekradasi akibat dari perubahan formasi Barisan Nasional yang tidak merata, dimana UMNO memperoleh porsi yang sangat besar. Pantulan dari kukurangan MCA dapat memperngaruhi identitas dan kekuasaan MCA dalam pemerintahan selama tahun 1970-an, MCA leaders kehilangan kunci pembuatan kebijakan ekonomi dan jabatan-jabatan dalam kementerian seperti menteri perdagangan dan industri tahun 1969 dan menteri keuangan tahun 1974. Setelah di luncurkan New Economic Policy (NEP), pos-pos tersebut dikuasai oleh UMNO, sementara MCA di beri jatah menteri-menteri yang kurang penting seperti mentri transportasi, perumahan dan kesehatan, ini efektif sampai saat ini.

No comments:

Post a Comment